Kamis, 12 Juli 2018

Manusia hidup dalam ketidakpastian part 2.


  Melanjutkan pembahasan yang kemarin, saya kembali mengangkat topik mengenai ketidakpastian dalam hidup, sebagaimana di jelaskan pada artikel pertama. Hidup ini adalah semu, ilusi dan mungkin juga tidak nyata, sedangkan yang benar-benar nyata dan dapat dipercaya eksistensi nya hanyalah rasio dan pikiran kita. Saya kembali mengangkat topik ini karena masih ada ketidakpastian lainnya di hidup ini. Kita perlu sadar, agama berkata dunia ini fana, dan saya setuju. Kalau mimpi saya saja terasa nyata seperti di artikel pertama, maka saya mempertanyakan apakah yang benar-benar nyata dalam hidup ini. Saya tak akan habis-habisnya membahas dan mempertanyakannya. Tentang esensi, dan hakikat hidup ini. Karena kita hidup tidak semata-mata untuk materi, kita perlu tahu apa di balik semua ini.


  Menurut filsuf Yunani, Parmenides. Dunia ini bersifat tetap dan tak berubah, semua yang ada di dunia ini adalah ketetapan yang absolut. Kemudian, sepeninggalnya Parmenides. Muncul filsuf lainnya yaitu Heraclitus, ia berpendapat bahwa dunia ini bersifat berubah-ubah dari masa ke masa. Kedua filsuf ini mengemukakan dua pernyataan yang kontradiktif, lantas yang mana yang benar? Karena hidup penuh dengan ketidakpastian, maka yang paling mendukung untuk artikel ini adalah pernyataan Heraclitus, dunia ini berubah dari masa ke masa. Dulu dunia mengenal sebuah negara adidaya dengan paham sosialis nya, yaitu USSR atau Uni Soviet. Sebuah negara yang sangat maju, bahkan negara pertama yang menerbangkan manusia ke luar angkasa. Namun apakah sekarang masih sama? Tidak, dunia ini penuh dengan ketidakpastian, seperti kata Heraclitus dunia ini berubah dari masa ke masa. Dan sekarang negara tersebut telah runtuh dan tinggal nama nya saja. Tidak ada yg tetap dan kekal di dunia ini.


  Topik pertama saya akan membahas relations of ideas dan matter of fact yang di kemukakan oleh David Hume. Siapa David Hume? David Hume adalah filsuf Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan penghormatan. Dia merupakan filsuf di abad ke-18 yang mempertanyakan kepastian di dunia. Dia menyatakan kalau sesuatu yang terjadi pada hari ini, belum tentu terjadi di hari esok. Walau pun secara sistematis sesuatu tersebut memiliki proses yang berulang setiap hari nya. Sebelum masuk kesana lebih dulu saya jelaskan apa itu relations of ideas, yaitu suatu kebenaran bahwa suatu proses berjalan secara sistematis dan koheren, sudah pula di teliti mendalam dan menjadi ilmu pengetahuan yang faktual. Sedangkan matter of fact adalah reaksi dari pernyataan pertama, yang mempertanyakan mengenai konsistensi proses sistematis yang di jelaskan di relations of ideas.

  Secara sederhana nya seperti ini. Matahari terbit di timur, kemudian tenggelam di barat. Itu merupakan suatu proses alami yang telah di konfirmasi kebenaran nya melalui uji coba sains. Dan proses tersebut juga terus berulang-ulang setiap hari nya, inilah yang disebut relations of ideas. Kita tentu mengalami dan melihat nya sendiri kalau matahari memang terbit di timur dan tenggelam di barat dan itu merupakan sebuah fakta yang benar, namun apakah matahari akan kembali terbit keesokan harinya? Kita juga tahu bahwa memang seperti itulah proses alami yang terjadi setiap hari nya, namun bagaimana kita percaya kalau proses itu akan kembali terulang keesokan harinya? Sudah yakin kah kita? Inilah yang dimaksud dengan matter of fact. Dimana segala sesuatu yang terjadi berdasarkan hukum alam dan kenyataan, tidak menjamin akan kembali terulang di keesokan harinya.

  Sekarang kita menjatuhkan apel kemudian apel itu jatuh ke bawah, itu merupakan hukum Newton. Namun apakah hukum Newton masih akan terjadi keesokan harinya? Ingat kata Heraclitus, dunia ini berubah dari masa ke masa. Sekalipun kita tahu hukum alam selalu berjalan dengan semestinya, kita tak pernah tahu apakah hukum alam keesokan hari masih sama dan tak ada yang berubah, karena benar-benar tak ada yang pasti di dunia ini. Tak ada yang tetap di dunia ini, tak ada yang pasti dan benar-benar bisa kita percaya di dunia ini. Dunia ini fana dan tidak tetap, kita tak bisa memperkirakan apa  yang terjadi keesokan harinya, jelas semua ini diluar kendali kita. Kita hanya manusia yang sangat kecil, maka sulit bagi kita untuk mengendalikan kemana arah dunia ini akan tertuju, karena justru dunia lah yang mengendalikan kita. Namun perasaan akan suatu hubungan membuat kita percaya, kepada sahabat, kekasih, keluarga dan juga tuhan. Karena manusia adalah makhluk yang berperasaan. Perasaan memberi kita harapan.

  Dunia selalu memberi kita pertanyaan mengenai misteri hari esok, manusia tak akan pernah tahu. Hanya dengan apa yang mereka lihat hari ini adalah suatu proses hukum alam yang terjadi berulang kali. Bukan berarti akan kembali terulang di hari esok. Hanya karena suatu proses alam yang terjadi berulang kali serta didukung teori dan penelitian ilmiah, manusia percaya bahwa proses itu adalah suatu ketetapan. Hukum alam bisa saja menunjukkan reaksi yang berbeda di setiap masa nya, dan dunia ini berdasarkan sejarah telah mengalami banyak sekali perubahan, sejarah adalah saksi bagaimana dunia ini berubah di setiap zaman. Apapun yang dunia berikan pada kita di hari esok, kita akan menerima nya.


  Dunia bukanlah satu-satunya hal yang penuh ketidakpastian, tetapi kita sebagai penduduk dunia ini pun memiliki sifat yang sama. Manusia sama seperti tempat yang di tinggali nya. Manusia adalah manusia yang sulit di tebak, maka manusia pun penuh dengan ketidakpastian dan inilah topik yang akan saya bahas juga di artikel ini. Manusia juga memberikan hal-hal yang tidak pasti untuk dunia ini maupun kepada sesama nya. Manusia bisa berkata A, namun dalam hati nya ia ingin melakukan B. Begitu lah manusia, penuh ketidakpastian, menerima ketidakpastian dan memberikan ketidakpastian.

  Manusia mempunyai akal budi dan pikiran yang sehat. Seperti kata Aristoteles, manusia adalah hewan yang berakal budi, mengeluarkan pendapat dan berbicara berdasarkan akal pikirannya. Manusia juga mempunyai kehendak nya sendiri untuk memutuskan sesuatu. Saat kita mendengar manusia berkata sesuatu, kita tak bisa mempercayai nya begitu saja karena apa yang ada dalam hatinya bisa jadi berbeda dengan ucapannya. Maka disinilah manusia dipenuhi ketidakpastian. Keadaan hati dan hasrat yang seringkali berubah juga berperan dalam ketidakpastian ini.

  Dari permasalahan tersebut kita memiliki solusi untuk setidaknya membatasi ruang gerak manusia dalam berkehendak, setidaknya membuat mereka bertindak seperti apa yang keluar dari mulut mereka. Solusi itu adalah janji atau sumpah. Dengan bersumpah manusia akan menerima konsekuensi saat ia tak bertindak sesuai perkataannya. Konsekuensi yang telah di tetapkan. Itulah yang membuat nya mendapat keterbatasan dalam bertindak. Namun apakah itu cukup? Apakah sumpah ampuh untuk mengatasi masalah ini? Jelas tidak. Apakah kalian pernah dengar manusia yang melanggar sumpahnya? Ya, jelas sudah banyak contoh nya, koruptor pun bersumpah sebelum ia mendapat jabatan. Di zaman dulu pada abad pertengahan, sumpah adalah hal yang sangat ampuh untuk membatasi manusia dalam bertindak, karena sumpah dianggap sakral dan di dengar Tuhan atau pun dewa sesuai dengan keyakinan mereka saat itu. Namun setelah terjadinya Revolusi Industri (menurut saya) manusia berkembang pesat di segala sektor teknologi dan ilmu pengetahuan, membuat manusia memiliki banyak cara dan akal untuk keluar dari sumpah nya, bahkan beberapa menjadi tak percaya dengan konsekuensi yang datang dari Tuhan apabila mereka melanggar sumpahnya. Seperti yang di katakan Nietzsche, "Tuhan telah mati, manusia membunuh nya dengan ilmu pengetahuan." Maksudnya ialah bahwa semakin manusia maju, semakin jauh mereka dari Tuhan.

  Jelas manusia juga penuh dengan ketidakpastian, dari mulai ucapannya, tindakannya, dan sikapnya. Kita tak pernah tahu seperti apa manusia yang kita temui. Dengan panca indera, kita bisa melihat banyak manusia baik, buruk, jelek, bagus. Namun kita tak akan pernah tahu apakah hati dan pikiran mereka yang sebenarnya sama dengan fisik dan perbuatan mereka. Karena seperti yang pernah saya bilang, kebenaran tentang manusia yang sebenar-benarnya adalah pikiran dan hati, bukan fisik. Dan kita tak akan pernah tahu apa yang ada dalam hati dan pikirannya, hanya ia dan tuhanlah yang tahu.

  Begitu pun dengan dunia, dunia ini, alam ini memberikan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan kita saat ini. Semuanya seakan berjalan sesuai dengan hukum dan proses nya masing-masing. Namun kita tak pernah tahu apakah hukum dan proses itu tetap berjalan di hari esok. Karena kita tak tahu seperti apa hari esok, karena itulah yang dunia ini simpan dan sembunyikan. Hari esok adalah misteri yang tak akan sama dengan hari ini, ataupun hari-hari sebelumnya. Dan manusia tak akan pernah bisa memprediksi dengan jelas dan benar, karena manusia hidup dalam ketidakpastian.


  Begitulah ketidakpastian selalu ada di sekitar kita, kita boleh yakin dan percaya akan suatu hal. Akan tetapi, lebih bijak nya kita juga harus berfikir kalau segala sesuatu diluar kendali kita. Segala sesuatu bisa berubah kapanpun dan menjadi apapun berdasarkan ketetapan nya. Hanya dengan kita yakin dan percaya, kita tidak bisa berharap bahwa segala sesuatu berjalan sesuai apa yang kita yakini, seperti inilah hidup. Hidup selalu diluar kendali kita, namun satu-satunya yang bisa kendalikan sepenuhnya hanyalah diri sendiri, maka sudah selayaknya kita berbuat benar di dunia ini, buat hidup kita berarti. Masalah hal apa yang akan kita dapat kan nanti nya, itu diluar kendali kita. Karena sekali lagi, manusia hidup dalam ketidakpastian.

Sekian

Harry Wijaya
2019.

0 komentar:

Posting Komentar