Hi, how are u? kesempatan kali ini, kembali saya akan membahas film dan mengulasnya. Film yang berasal dari indonesia dan lagi lagi bergenre Horror yang lumayan menghibur liburan saya. Film yang lagi lagi disutradarai Timi Tjanjanto atau The Mo Brothers. Berjudul Sebelum Iblis Menjemput.
Kita sudah tau bahwa film ini disutradarai oleh sutradara kesukaan saya. Dan di bintangi oleh Chelsea Islan dan Pevita Pearce. Wow.. duet yang sangat menarik, dua aktris muda yang tengah naik daun. Film ini sendiri bercerita tentang sebuah villa yang menyimpan misteri dan para pemain akan di teror oleh para iblis yang menagih hutang ayah nya. Kira kira seperti itulah.
Saya selalu di rekomendasikan untuk nonton film ini karena kata nya film ini totalitas, sadis, brutal, gore, gak basa basi, dll. Apa bener begitu? Disini saya akan jelaskan satu persatu.
Dari segi totalitas, jelas sangat untuk para cast nya, Chelsea Islan dan Pevita Pearce. Totalitas mereka dalam berakting sampai teriak2 nya itu, bahkan mereka sampai jatuh bangun di lumpur, tanah dan di make up dengan banyak lumpur di wajah dan rambutnya. Jelas, totalitas.. mereka rela kotor kotoran demi film. Dan akting mereka pun sudah tak di ragukan kan lagi. Jadi kalau bicara konteks ini, saya sangat setuju dan perlu di apresiasi totalitas mereka ini dalam berakting. Saya yakin itu tidak mudah buat mereka.
Dari segi sadis, gore dll. Nah, menurut saya ini yang kurang, orang orang bilang film ini gore, sampe ada yang bilang kalau tidak kuat jangan nonton kata nya. Tapi ketika saya nonton sendiri, saya rasa ini kurang, tidak se-gore yang mereka bilang. Padahal saya sudah nonton film Timo yang lain seperti Headshot dan Rumah Dara, saya rasa kedua film itu lebih Gore dan sadis di banding film ini. Tapi perasaan ngilu saat lihat adegannya tetap berasa, tapi tetap bagi saya ini tidak lebih gore dari film Timo yang lainnya.
Film ini tidak basa basi, iya, bagusnya film ini tidak memaksa kan durasi panjang untuk adegan adegan yang tidak penting. Tidak terlalu bertele-tele, cerita dan prolog nya sudah masuk, langsung tancap gas dan teror pun di mulai. Wow.. benar benar berani, dan hal seperti ini juga ada di Film Rumah Dara yang juga tancap gas, kemudian rekan nya Kimo yang membuat DreadOut pun begitu, tidak bertele-tele. Intinya film yang tanpa basa basi tidak penting itu memang menjadi ciri khas film The Mo Brothers. Keren.
Yang bagusnya lagi, selama film masih berlangsung, teror terus muncul. Jadi ia mengurangi basa basi dan adegan tidak penting tapi memperbanyak adegan teror yang tak berkesudahan, namun di garap dengan baik sehingga tidak membuat bosan. Saya sendiri was-was saat film sedang tenang, karena bisa saja setelah itu teror tiba tiba datang.
Dari segi cerita, cerita nya sendiri sederhana. Yang saya suka dari cerita nya ialah tidak terlalu sering berganti lokasi, bahkan cerita di film ini hanya berlangsung dalam satu malam. Lagi lagi seperti Rumah Dara, inti nya cerita berlangsung di satu tempat saja dan di satu waktu. Cerita film ini juga memiliki unsur drama yang lumayan emosional, tentang hubungan Pemeran utama dengan yang lainnya.
Saya tidak bisa tulis banyak lagi, yang jelas film ini tidak abal abal, film yang berkualitas, totalitas dan menegangkan. Sudah jelas karena sang penggarap film nya sendiri Timo Tjanjanto memang memiliki track record yang bagus di filmnya. Sebuah tren horror baru semenjak ada nya Pengabdi Setan. Rekomendasi untuk kalian.
Harry Wijaya
2019
2019
0 komentar:
Posting Komentar