Ok, hai semua. Waktu nya saya untuk kembali mereview film Indonesia. Film ini baru saja rilis, dan saya baru menonton di bioskop. Jadi langsung saja ke review nya.
Film ini berjudul "Sunyi." film yang digarap oleh Awi Suryadi ya juga membuat film Danur bersama dengan productivity house PicHouse. Perlu kalian ketahui film ini di adaptasi dari film lawas yang berasal dari Korea berjudul "Whispering Corridor." Film ini diperankan oleh Angga Yunanda dan Amanda Rawles. Bercerita seputar dunia sekolah yang memiliki tradisi senioritas yang kuat, mengakibatkan terjadinya kematian beberapa siswi karena di bully seniornya. Dan seperti biasa, siswi siswi yang meninggal tersebut menjadi hantu dan ingin membalas dendam.
Di seperempat awal film, digambarkan dengan jelas bagaimana senioritas di sekolah itu yang cukup ekstrim. Tekanan para senior yang kejam sangat terasa disini dan sangat tersampaikan ke penonton. Ini merupakan nilai plus untuk mereka. Mereka berhasil mengangkat suasana senioritas yang ekstrim ke dalam sebuah film. Selain itu, pengambilan latar sekolah nya pun lumayan bagus. Jarang ada sekolah dengan model Asia timur seperti di film ini.
Karena ini film horror, maka tujuan mereka adalah menakuti penontonnya. Nah, film sunyi punya cara yang terbilang unik dan tidak biasa untuk menakuti penontonnya. Mereka tidak sekedar menampilkan hantu dengan wajah rusak atau apapun itu layaknya film film horror lainnya. Mereka juga menampilkan kengerian dan keseraman melalui, fenomena fenomena ganjil yang cukup membuat penontonnya merinding. Mereka juga tidak melewatkan formula jumpscare. Formula yang selalu ada dalam film horror, namun lagi-lagi mereka punya cara berbeda untuk membuat jumpscare, jumpscare yang lumayan mencengangkan para penonton, bahkan saya pun hampir lompat dari kursi karena kaget dan saya suka, suka banget cara mereka menampilkan jumpscare ini. (Kalian nonton aja, parah itu jumpscare nya.)
Dari hantu hantu nya, ini juga tak kalah penting. Hantu di film ini menurut saya adalah hantu yang ikonik. Kenapa? Ada tiga hantu di film ini. Dan mereka berwujud persis sebelum mereka mati. Seperti contoh nya salah satu hantu yang mati karena gantung diri, dia gentayangan dengan tambang yang masih melilit lehernya, dan ini konsisten diterapkan sampai akhir film. Membuat seakan-akan ada ikon atau ciri khas dari film ini.
Dan yang paling menakjubkan, yang paling memorable, yang paling terbaik dari film adalah cerita nya. Seperti saya bilang sebelumnya. Di film ini cerita nya sederhana, namun mereka menggarapnya dengan baik, dengan penyampaian cerita yang menarik dan mampu ditangkap para penontonnya. Membuat film ini layak diperhitungkan dari segi cerita, benar benar hebat. Dan yang lebih hebat lagi adalah Plot Twist, ini adalah kunci utama mengapa saya bisa sangat suka dengan film ini. Film ini punya plot twist yang sempurna. Bagaimana kita mengenal para karakter, mamahami cerita selama film. Namun di akhir film, cerita berubah 360 derajat, menjadi cerita berbeda. Bahkan berbeda dengan sinopsis awal nya sendiri. Ini yang membuat penontonnya terkejut bukan main, bukan karena jumpscare berlebihan, melainkan karena cerita yang di putar balik dengan cara jenius, rapi dan tidak mengganggu plot yang sudah dibangun diawal film. Ini yang membuat film nya menjadi climax, bahkan saya pun ingin rasa nya berdiri, bertepuk tangan sambil berkata "Ini dia!" Saking bagusnya.
Ok, saya sudah membahas yang bagus nya, sekarang saya juga akan membahas kekurangan nya. Kekurangan film ini ada di bagian hantu nya sendiri. Padahal dengan cara Awi Suryadi membuat adegan mencekam dengan fenomena fenomena ganjil, dan gangguan gaib. Semua itu sudah cukup untuk menakuti penontonnya. Ada baik nya hantu hantu nya disimpan terlebih dahulu dan baru di perlihatkan di pertengahan film sampai akhir film dengan perlahan-lahan. Namun ini tidak, di seperempat film, sudah ada hantu yang muncul. Padahal untuk menit awal, film sudah terasa mencekam tanpa ada nya hantu. Apabila hantu nya di simpan dulu. Maka akan memberi efek penasaran pada penontonnya.
Terakhir dari segi logika, masih ada beberapa adegan yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, adegan kaca pecah di sebuah koridor, kaca itu pecah dan membuat suara yang sangat gaduh, namun tak ada satu pun orang yang datang dan melihat apa yang terjadi. Padahal suara pecahan kaca keras, tidak mungkin murid lain tidak dengar kan. Dan dari segi setting, ada adegan yang Miss, ada adegan si pemeran utama masuk ke kelas, di dalam kelas sangat gelap, terlihat seperti malam. Namun saat keluar ternyata masih siang, ini aneh karena seperti tidak ada cahaya masuk ke dalam kelas.
Ya, dari semua kekurangan itu, semua tertutupi dengan film yang digarap dengan baik dan sempurna. Film yang sejujurnya melewati ekspektasi saya sebelumnya. Sangat saya rekomendasikan karena ini bukan film horror asal asalan. Film horror yang memberi kesan kepada penontonnya untuk diingat di luar bioskop. Thanks semua, semua ini pendapat pribadi saya, kalian berhak untuk tidak suka, tapi tolong jangan ada yang menghujat. Terima kasih. Sekian.
Harry Wijaya
2019.
2019.
0 komentar:
Posting Komentar