Sabtu, 06 April 2019

Review Film: Suzzana: Bernafas Dalam Kubur (2018)



 Hai semua, ini adalah ke sekian kalinya saya posting dan semoga dapat bermanfaat. saat nya saya kembali me review film yang saya tonton, yang mungkin bisa menjadi bahas referensi kawan kawan yang ingin menonton film yang akan saya review berikut ini. Sebuah film remake yang mengembalikan sosok Suzzanna ke layar lebar. Ya, film itu adalah Suzzanna: Bernafas Dalam Kubur.


  Film ini di sutradarai oleh Rocky Soraya dan Anggy Umbara. Di peran kan oleh Luna Maya sebagai Suzzanna, Herjunot Ali, Opie Kumis dan masih banyak yang lainnya. Film ini rilis di tahun 2018 dan berdurasi 2 jam 5 menit. Bercerita tentang Suzzanna yang di bunuh oleh kawanan perampok, namun arwah nya penasaran dan mulai meneror para perampok yang membunuhnya. Sekilas seperti itulah gambaran atau sinopsis dari film ini. Jika begitu, saatnya masuk ke bagian review.

  Seperti biasa saya akan mulai dari yang bagus nya dulu, kalau kita bicara bagus nya, sudah pasti akan panjang dan akan banyak hal bagus di film ini. Pertama saya  akan bahas mengenai aktingnya dulu, karena yang paling menonjol disini adalah akting nya menurut saya. Akting Luna Maya disini amat sangat baik sekali, ia memerankan Suzzanna dengan sangat bagus, dari mulai make up nya, bahkan gaya bahasa nya juga benar-benar mirip Suzzanna. Seperti melihat Suzzanna kembali di layar lebar. Patut di apresiasi dan salut untuk Luna Maya yang bisa memerankan Suzzanna dengan sempurna. Pasti tidak mudah, butuh latihan lama untuk mampu berperan dengan sebaik ini. Bahkan dalam banyak adegan pun Luna Maya memang sudah sangat baik aktingnya, memang seorang aktris yang sudah tidak di ragukan lagi kualitasnya. Patut di apresiasi!

  Dari sisi cerita sendiri, cerita nya simple dan standar untuk film horror. Hantu penasaran yang ingin membalas dendam, tentu tema yang familiar bagi film film horror Indonesia. Namun yang menarik adalah eksekusi dan penyampaian cerita nya. Sering saya bilang bahwa ide cerita terbaik sekali pun, jika tidak dengan eksekusi yang baik. Maka tidak bisa di bilang film yang baik. Tapi disini kita melihat cerita sederhana yang di buat dengan sangat rapi,sempurna dan epik selama film berlangsung.

  Cerita film ini juga tidak hanya menjual adegan menyeramkan dan menakutkan. Disini juga akan ada drama yang menyentuh hati, membuat kita terbawa suasana. Lagi-lagi berkat akting dan eksekusi cerita yang baik, film ini mampu menarik penonton nya ke dalam cerita dan mengendalikan emosi penontonnya, membuat penonton merasa iba dengan sang protagonis, sungguh penyampaian cerita yang sempurna. Tidak hanya itu, seperti film horror pada umum nya, adegan terror Suzzanna nya pun dibuat sangat mencekam, membuat kita merinding tanpa harus pamer wajah hantu dengan make up berlebihan. Pembalasan Suzzanna pun di buat berbeda dan sangat masuk akal. Film yang tidak membuat bosan dengan durasi 2 jam nya itu.

  Kemudian dari visual nya, pengambilan gambar dan look / style nya sangat sukses dan mengagumkan, akan ada banyak sudut pandang di film ini. Permainan kamera yang baik diperlihatkan di film ini. Tidak lupa juga setting tahun 80-an nya juga terbilang berhasil, dari mulai rumah, dekorasi, mobil, pakaian bahkan suasana pedesaan nya pun di ambil dengan sangat baik dan benar benar terasa tahun 80-an tersebut.

  Selanjutnya saya akan bahas mengenai kekurangannya. Salah satu kekurangannya juga ada pada sang Luna Maya, dari segi wajah, make up, dan akting nya memang berhasil. Namun apa yang salah, yang salah adalah dari segi postur tubuh Luna Maya itu sendiri, yang mana di film ini jelas terlihat langsing dan semampai. Ini berbeda dengan Suzzanna yang asli nya yang agak pendek. Namun terlepas semua itu, kekurangan nya tertutupi dengan akting nya yang sempurna. Patut diapresiasi pula mengenai pemilihan cast yang lebih mementingkan Skill akting dari pada fisik.

  Lalu kekurangan juga menurut saya pribadi juga ada pada judulnya, saya kurang suka judulnya yang terkesan terlalu ramai dan rakus. Seakan ingin memperlihatkan segala nya. Padahal sudah cukup dengan judul Bernafas Dalam Kubur atau Suzzanna saja, itu cukup. Tapi di judul ini seolah-olah sangat ingin memperlihatkan semua nya serta menjual nama Suzzanna itu sendiri.

  Jadi kesimpulannya film ini sukses untuk sebuah film remake / reborn yang tidak mudah dalam penggarapan nya. Dan untuk film horror, film ini juga sukses membuat merinding penontonnya. Benar benar film yang sangat niat, sangat totalitas. Terutama para pemerannya. Sangat menunjukkan bahwa film ini bukan horror abal-abal yang banyak beredar. Namun film horror yang digarap dengan serius dan matang. Sangat saya rekomendasikan menonton film ini. Salah satu film horror indonesia terbaik yang pernah saya tonton selain Kafir.

  Seluruh Review ini berdasarkan pendapat saya sendiri, anda berhak tak suka, namun saya pun bebas berekspresi. Terima kasih, respect untuk kalian yang baca ini sampai akhir. Sekian, sampai jumpa.


Harry Wijaya
2019.

0 komentar:

Posting Komentar